Waspadai bahaya keamanan cangkir berinsulasi, dan perhatikan 6 poin ini saat membeli
Oct 14, 2023
Cuacanya dingin dan bumi membeku, jadi wajar saja jika pergi tanpa termos saat keluar rumah. Namun, penyelidikan terbaru menemukan bahwa beberapa cangkir insulasi di pasaran memiliki masalah kualitas dengan kualitas yang buruk. Minum air dari gelas berinsulasi yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan risiko kesehatan. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih insulasi cup dengan beragam spesifikasi yang ada di pasaran?
Materi lebih penting daripada penampilan
Saat memilih cangkir termos, orang sering kali menghargai penampilan dan kinerja insulasinya, dan mungkin tidak terlalu peduli atau familiar dengan bahan cangkir termos. Namun, bahan dari cangkir insulasi adalah kunci untuk menentukan kualitas dari cangkir insulasi.
Kebanyakan cangkir insulasi terbuat dari baja tahan karat, yang tahan terhadap suhu tinggi dan memiliki kinerja insulasi yang baik. Gelas isolasi yang terbuat dari bahan lain seperti kaca, keramik, dan pasir ungu memiliki pangsa pasar yang rendah karena faktor-faktor seperti isolasi, anti jatuh, dan harga.
Bahan baja tahan karat terutama mencakup tiga kategori: 201, 304, dan 316. Apa perbedaan di antara keduanya?
baja tahan karat 201
Sebagian besar cangkir insulasi yang tidak memenuhi syarat yang diungkap dalam berita menggunakan baja tahan karat 201 sebagai lapisan dalam cangkir insulasi. Baja tahan karat 201 memiliki kandungan mangan yang tinggi dan ketahanan terhadap korosi yang buruk. Jika digunakan sebagai lapisan dalam cangkir insulasi, penyimpanan zat asam dalam jangka panjang dapat menyebabkan pengendapan unsur mangan. Logam mangan merupakan elemen penting bagi tubuh manusia, namun paparan mangan yang berlebihan dapat membahayakan tubuh manusia, merusak sistem saraf, dan menyebabkan bahaya yang lebih besar pada anak-anak dalam tahap pertumbuhan dan perkembangannya.
baja tahan karat 304
Bahaya keamanan utama baja tahan karat jika bersentuhan dengan makanan adalah migrasi logam berat. Oleh karena itu, bahan stainless steel yang bersentuhan dengan makanan haruslah bahan stainless steel food grade. Baja tahan karat food grade yang paling umum digunakan adalah baja tahan karat 304 dengan ketahanan korosi yang baik. Baja tahan karat jenis ini membutuhkan 18% kromium dan 8% nikel untuk memenuhi standar.
Perlu dicatat bahwa banyak pedagang akan memberi label produk baja tahan karat dengan kata 304 pada posisi yang menonjol, namun memberi label 304 tidak berarti dapat memenuhi persyaratan untuk penggunaan yang bersentuhan dengan makanan. Produk baja tahan karat 304 harus lulus pemeriksaan standar yang relevan (GB 4806.9-2016) untuk memenuhi persyaratan kontak dengan makanan.
316 baja tahan karat
Baja tahan karat 304 relatif tahan asam, namun masih rentan terhadap korosi lubang jika terkena zat yang mengandung ion klorida, seperti larutan garam. Baja tahan karat 316 memiliki tambahan logam molibdenum dibandingkan dengan baja tahan karat 304, sehingga memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan baja tahan karat 304. Namun karena harganya yang mahal, baja tahan karat 316 banyak digunakan di bidang medis, kimia, dan bidang lainnya.
Bagaimana memilih cangkir insulasi yang berkualitas
Pertama, beli melalui jalur yang sah dan coba pilih produk dari merek terkenal. Konsumen harus memperhatikan kelengkapan petunjuk, label, dan sertifikat produk saat membeli, untuk menghindari pembelian "tiga tanpa produk".
Kedua, periksa apakah produk mengidentifikasi jenis bahan dan komposisinya.
Ketiga, buka wadah isolasi dan cium bau yang menyengat. Jika produknya berkualitas, bahan yang digunakan food grade dan umumnya tidak berbau.
Keempat, sentuh pinggiran dan lapisan dalam cangkir dengan tangan Anda. Lapisan dalam cangkir berinsulasi berkualitas terasa lebih halus, sedangkan sebagian besar cangkir berinsulasi berkualitas rendah terasa kasar.
Kelima, aksesoris seperti cincin penyegel dan sedotan yang rentan terkena cairan sebaiknya menggunakan silikon food grade.
Keenam, setelah pembelian sebaiknya dilakukan uji kebocoran air dan kinerja isolasi terlebih dahulu, biasanya dengan waktu isolasi lebih dari 6 jam.